Laman

Senin, 30 Mei 2011

Elektrokardiogram (EKG)

2.1.   Pengertian

Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang electroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk menentukan kodisi jantung dari pasien. Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf. 

Elektrokardiograf adalah instrumen biomedika yang berfungsi menampilkan sinyal detak jantung  ke layar komputer atau kertas EKG. Sinyal ini berupa sinyal analog yang dihasilkan saat kontraksi otot jantung dan memiliki orde mikroVolt hingga miliVolt, untuk itu sinyal analog ini harus dikuatkan ke orde yang lebih tinggi dengan penguat biopotensial agar dapat diproses lebih lanjut yang kemudian dikonversi kebentuk data digital untuk diproses secara digital dengan menggunakan teknologi FPGA (Field Programmable Gate Array) didukung 1C XILINX 4005 XC. Elektrokardiograf ini menggunakan pemrosesan sinyal secara digital karena proses digital lebih unggul dari segi kecepatan dan akurasinya dapat dihandalkan. Berdasarkan hasil akhir dari pemrosesan didapat dari sinyal jantung pada frekuensi antara 0,05 Hz-100 Hz dengan amplitude maksimal 1,1 mVolt serta parameter berat badan pasien yang berbeda



2.2.    Elektrofisiologi Sel

Sel jantung, dalam keadaan istirahat, adalah dalam keadaan polarisasi yakni di sisi dalam lebih bermuatan negatif daripada di sisi luar. Polaritas listrik ini dijaga oleh pompa-pompa membrane sehingga ada jaminan pembagian ion yang tepat (khususnya ion kalium, netrium, klorida, dan kalsium) yang perlu untuk menjaga sisi dalam sel itu agar tetap relatif elektronegatif.

Sel jantung dapat kehilangan muatan negatif di sisi dalam sebuah proses yang disebut depolarisasi
 Depolarisasi merupakan peristiwa listrik jantung yang amat penting.

Depolarisasi itu dirambatkan dari satu sel ke sel yang lainnya, sehingga menghasilkan suatu gelombang depolarisasi yang dapat dijalarkan ke seluruh bagian jantung. Gelombang depolarisasi ini merupakan aliran listrik, suatu arus listrik, dan dapat dideteksi dengan elektroda-elektroda yang ditempatkan di permukaan tubuh.

Setelah depolarisasi selesai, melalui proses yang disebut repolarisasi, sel jantung itu akan memulihkan polaritasnya ke polaritas istirahat. Ini juga dapat direkam oleh elektroda perekam.

Berbagai gelombang yang kita lihat pada EKG itu merupakan manifestasi dari kedua proses ini : depolarisasi dan repolarisasi.

Dari sudut pandang ahli elektrokardiografi, jantung terdiri atas tiga jenis sel:

a.      Sel perintis (pacemaker cells)―sumber daya listrik jantung

b.     Sel konduksi listrik―kabel jantung

c.      Sel miokardium―mesin kontraktil jantung



a.       Sel Perintis

Sel perintis merupakan sel kecil, panjangnya kira-kira 5-10 mm. Sel-sel berdepolarisasi spontan terus-menerus, dengan kecepatan tertentu. Kecepatan depolarisasinya ditentukan oleh ciri-ciri kelistrikan khas sel tersebut dan oleh asupan saraf dan hormonal dari luar. Setiap depolarisasi spontan merupakan sumber dengan satu gelombang depolarisasi yang mengawali satu siklus lengkap kontraksi dan relaksasi jantung. Sel perintis dominan dalam jantung terletak di bagian atas atrium kanan. Kelompok sel ini disebut sebagai nodus sinoatrial (SA), atau singkatnya nodus sinus.



b.       Sel Konduksi Listrik

Sel konduksi listrik merupakan sel panjang dan tipis. Seperti halnya sebuah kawat pada sirkuit listrik, sel-sel ini dapat mengalirkan listrik dengan cepat dan efisien ke bagian-bagian jantung yang jauh.



c.        Sel Miokardium

Sel miokardium merupakan bagian terbesar dari jaringan jantung. Panjang sel ini kira-kira 50-100 mm dan mengandung banyak sekali protein kontraktil, miosin dan aktin. Bila sebuah gelombang depolarisasi mencapai sebuah sel miokardium, kalsium akan dilepaskan kedalam sel, sehingga menyebabkan sel itu berkontraksi. Proses ini, kalsium merupakan kunci perantara, disebut sebagai kopling eksitasi-kontraksi.

Seperti layaknya sel konduksi listrik, sel miokardium dapat mengalirkan listrik, namun kurang efisien. Jadi, sewaktu sebuah gelombang depolarisasi mencapai sel miokardium, penyebaran keluar gelombang ini ke seluruh miokardium berjalan lebih lambat.



2.3.    Waktu dan Voltage

Gelombang yang tampak dalam sebuah rekaman EKG terutama menggambarkan aktivitas listrik sel miokardium, yang merupakan bagian terbesar jantung. Pada umumnya aktivitas perintis dan penjalarannya yang dilaksanakan oleh sistem konduksi itu tidak terlihat pada gambaran EKG; peristiwa ini sama sekali tidak mencetuskan cukup voltage yang dapat terekam oleh elektroda permukaan.

Gelombang-gelombang yang timbul akibat depolarisasi, dan repolarisasi miokardium itu akan direkam pada kertas EKG dan, seperti halnya setiap macam gelombang lainnya, mempunyai tiga sifat utama, yakni :

1.         Durasi, diukur dalam seperbagian ddetik

2.         Amplitudo, diukur dalam millivolts (mV)

3.         Konfigurasi, merupakan kriteria yang lebih subjektif sehubungan dengan

bentuk dan gambaran sebuah gelombang.





2.4.            Gelombang P, QRS Kompleks, Gelombang T, dan Beberapa Garis

Lurus



A.       Depolarisasi Atrium

Nodus sinus akan terangsang secara spontan (peristiwa yang tak akan tampak dalam rekaman EKG), dan selanjutnya dimulailah suatu gelombang depolarisasi yang menyebar ke arah luar menuju ke miokardium atrium, seperti halnya kalu kita jauhkan sebuah kerikil ke dalam telaga yang tenang. Depolarisasi sel-sel mikard atrium ini akan menimbulkan konttraksi atrium.

Selama depolarisasi dan kontraksi atrium, elektroda yang dipasangkan dipermukaan tubuh akan merekam sebuah letupan kecil aktivitas listrik yang berlangsung selama seperbagian detik. Inilah gelombang P. Gelombang P ini merupakan rekaman depolarisasi di miokardium atrium sejak awal sampai akhir.



B.       Masa Jeda memisahkan Atrium dari Ventrikel

Pada jantung sehat, ada sebuah pintu gerbang listrik pada persambungan antara atrium dan ventrikel. Gelombang depolarisasi, yang telah menyelesaikan perjalanannya melalui atria, sekarang akan menemui suatu sawar (barrier). Di tempat tersebut, suatu struktur yang disebut nodus antrioventrikular (AV) yang akan memperlambat konduksi sampai menjadi lambat sekali. Masa istirahat ini hanya berlangsung selama seper detik.

Perlambatan konduksi yang fisiologik ini berguna untuk mempermudah atrium menyelesaikan kontraksinya sebelum ventrikel mulai berkontaksi. Pemasangan kabel jantung yang rapi ini akan memungkinkan atrium mengosongkan seluruh volume darahnya ke dalam ventrikel sebelum ventrikel berkontraksi.

C.     Depolarisasi Ventrikel

 Berkas His muncul dari nodus AV dan segera membagi diri menjadi cabang kanan dan cabang kiri. Cabang kanan berkas mengalirkan arus turun ke sisi kanan septum interventrikular sampai ke bagian apeks ventrikel kanan. Cabang kiri berkas lebih rumit. Cabang ini membagi diri menjadi tiga fasikulus utama.

a.       Fasikulus septal, yang akan mendepolarisasi septum interventrikularis (dinding otot yang memisahkan ventrikel kanan dan ventrikel kiri) dengan arah dari kiri ke kanan.

b.      Fasikulus anterior, yang berjalan di sepanjang permukaan anterior ventrikel kiri.

c.       Fasikulus posterior, yang berjalan di sepanjang permukaan posterior ventrikel kiri.

Cabang kanan berkas dan cabang kiri berkas serta fasikulusnya akan berakhir pada serat-serat Purkinje kecil yang tak terhitung banyaknya, yang menyerupai ranting-ranting kecil pada cabang-cabang pohon. Serat-serat ini mengalirkan arus listrik menuju ke miokardium ventrikel. Serat-serat ini mengalirkan arus listrik menuju ke miokardium ventrikel.







D.      Bagian-bagian Kompleks QRS

Kompleks QRS terdiri atas beberapa gelombang dan masing-masing mempunyai nama tersendiri. Karena bentuk pasti untuk kompleks QRS sangat bervariasi, telah diciptakan format standar untuk penamaan masing-masing komponen kompleks QRS. Tampaknya hal ini sedikit menyulitkan.

a.       Jika depleksi pertama ke bawah, maka disebut gelombang Q

b.      Depleksi ke atas yang pertama, disebut gelombang R

c.       Bila ada depleksi ke atas kedua, disebut gelombang R′ (R pelengkap = R primer)

d.      Depleksi ke bawah pertama yang mengikuti depleksi ke atas disebut gelombang S.

http://1.bp.blogspot.com/_3PVKUUWhGjA/SfydZn9wfnI/AAAAAAAAAHk/KqKr2_ly76U/s320/ECG_hart+normal.jpgSetelah sel miokardium berdepolarisasi, sel-sel tersebut mengalami periode refrakter yang singkat dan selama periode ini sel-sel tersebut kebal terhadap rangsangan berikutnya. Sel-sel tersebut kemudian menjalani repolarisasi, yakni memulihakan kembali muatan elektronegatifnya di

                                                         Gambar 1.1 Gelombang P-QRS Kompleks

sisi dalam sel sehingga dapat di rangsang kembali. Tepat ketika ada gelombang depolarisasi, juga ada gelombang repolarisasi Dalam rekaman EKG, repolarisasi ventrikel digambarkan sebagai gelombang T.



E.     Penamaan Garis-garis lurus

 Dilakukan juga penamaan pada berbagai garis lurus yang menghubungkan berbagai macam gelombang. Jadi kita dapat membicarakan interval PR, segmen ST, dan interval QT.

Perbedaan antara interval dan segmen, segmen adalah garis lurus yang menghubungkan dua gelombang, sedangkan interval itu paling sedikit mencakup satu gelombang di tambah garis lurus penghubungnya.

Interval PR meliputi gelombang P dan garis lurusyang yang menghubungkan dengan kompleks QRS. Jaadi interval PR ini mengukur waktu dari permulaan depolarisasi atrium sampai pada mulainya dipolarisasi vertical.

Segmen ST adalah garis lurus yang menghubungkan ujung akhir kompleks QRS dengan bagian awal gelombang t. Segmen ini mengukur waktu antara akhir depolarisasi vertical sampai pada mulainya repolarisasi vertical.

Interval QT meliputi kompleks QRS, segmen ST, Dan gelombang T. Interval ini mengukur waktu dari permulaan depolarisasi ventrikal sampai pada akhir repolarisai ventrikal.







2.5.            Pembuatan Gelombang

Gelombang depolarisasi yang berjalan kearah suatu elekroda positif akan menimbulkan defleksi positif pada EKG. Gelombang depolarisasi yang berjalan menjauh elektroda positif akan menimbulkan defleksi negatif. Gambaran akhir sebuah gelombang depolarisasi yang bergerak tegak lurus menuju ke elektroda.

Gelombang repolarisasi yang berjalan kearah suatu elekroda positif akan menimbulkan defleksi negatif pada EKG. Gelombang repolarisasi yang berjalan menjauh elektroda positif akan menimbulkan defleksi positif.

Elektroda yang ditempatkan pada permukaan tubuh akan merekam gelombang depolarisasi dan repolarisasi sewaktu kedua peristiwa ini menjalar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar