Laman

Senin, 30 Mei 2011

Pengertian dan Komponen Lingkungan


Pengertian dan Komponen Lingkungan
Falsafah keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan. Hakekat manusia yang di maksud disini adalah manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan.
Lingkungan adalah faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia baik faktor dari dalam diri ( internal ) maupun dari luar ( eksternal ). Lingkungan internal meliputi aspek – aspek genetika, struktur dan fungsi tubuh dan psikologis.
a)      Genetika
Yang dimaksud genetika adalah lingkungan dalam diri manusia yang mempengaruhi unsur-unsur sifat dan struktur fungsi tubuh.
b)      Struktur dan fungsi tubuh
Struktur dan fungsi tubuh merupakan lingkungan yang berada dalam diri manusia, didalamnya berisi tulang-belulang, daging, darah dan sebagainya.
c)         Lingkungan psikologi (psychology enviroment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsang semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.

Sedangkan lingkungan eksternal meliputi lingkungan sekitar manusia baik lingkungan fisik, biologis, sosial, kultural dan spiritual.
a)      Lingkungan fisik (physical enviroment)
Lingkungan fisik yang dimaksud adalah segala bentuk lingkungan secara fisik yang dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan seperti adanya daerah-daerah wabah, lingkungan kotor, dekat pembuangan limbah atau sampah, dan lain-lain. Lingkungan ini jelas dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia dalam bentuk keamanan dan keselamatan dari bahaya yang dapat ditimbulkannya.
b)      Lingkungan biologis
Lingkungan biologis merupakan lingkungan yang di dalamnya terdapat unsur-unsur biologis atau makhluk hidup. Seperti mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, parasit, protzoa, metazoa, dll), hewan, dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang.
c)      Lingkungan sosial dan kultural  (social and culture environment)
Lingkungan sosial dan kultural dapat juga mempengaruhi proses perubahan status kesehatan seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.

d)      Lingkungan Spiritual
Lingkungan spiritual tersebut akan berhubungan dengan kondisi spiritual seseorang. Keadaan spiritual seseorang akan dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang.
            Lingkungan internal dan eksternal akan mempengaruhi sikap dan perilaku manusia termasuk persepsinya tentang sehat sakit, cara – cara memelihara dan mempertahankan kesehatan serta menanggulangi penyakit. Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai hubungan yang dinamis dengan lingkungannya dan tidak dapat dipisahkan dari lingkungan. Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk merespon secara adaptif terhadap pengaruh lingkungan agar dapat mempertahankan derajat kesehatannya.
            Ketidakmampuan manusia merespon terhadap pengaruh lingkungan internal maupun eksternal, akan mengakibatkan gangguan kesehatan atau pergeseran status kesehatan dalam rentang sehat sakit.
Hubungan Lingkungan
a)      Hubungan Lingkungan dengan Kesehatan
Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.
b)      Hubungan Lingkungan dengan Timbulnya Penyakit
Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit – penyakit.
c)      Hubungan Keempat Komponen Paradigma Keperawatan
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusia perlu merawat dirinya atau membutuhkan perawatan dari orang lain. Keperawatan dengan lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika seseorang sedang rehabilitasi maka akan memerlukan lingkungan yang bersih.
Segitiga Epidemiologi Agent-Host-Environment
Segitiga epidemiologi ini sangat umum digunakan oleh para ahli dalam menjelasakan kosep berbagai permasalahan kesehatan termasuk salah satunya adalah terjadinya penyakit. Hal ini sangat komprehensif dalam memprediksi suatu penyakit. Terjadinya suatu penyakit sangat tergantung dari keseimbangan dan interaksi ke tiganya.
Interaksi diantara ketiga elemen tsb(Agent,Host,environment) terjadi karena adanya faktor penentu  pada setiap element, yaitu :

A.   AGENT
Agent ini sangat berpengaruh dalam proses terjadinya penyakit. Yang disebabkan oleh berbagai unsur seperti unsur biologis yang dikarenakan oleh mikro organisme (virus, bakteri, jamur, parasit, protzoa, metazoa, dll), unsur nutrisi karena bahan makanan yang tidak memenuhi standar gizi yang ditentukan, unsur kimiawi yang disebabkan karena bahan dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh sendiri (karbon monoksid, obat-obatan, arsen, pestisida, dll), unsur fisika yang disebabkan oleh panas, benturan, dll, serta unsur psikis atau genetik yang terkait dengan heriditer atau keturun. Demikian juga dengan unsur kebiasaan hidup (rokok, alcohol, dll), perubahan hormonal dan unsur fisioloigis seperti kehamilan, persalinan, dll.
B.     HOST
1)      Faktor penentu yang ada pada host :
A.     Faktor-faktor  yang dibawa atau sudah ada sejak lahir, misalnya umur, jenis kelamin, Ras/ suku, genetik.
B.     Faktor-faktor yang di dapat setelah dilahirkan, misalnya status gizi, bentuk tubuh, fungsi tubuh, imunitas, riwayat penyakit, dan kebiasaan hidup.
C.     ENVIRONMENT
1.      Definisi
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host, baik benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat interaksi semua elemen-elementersebut, termasuk host yang lain.
2.      Peran Lingkungan dalam kesehatan
Lingkungan berperan sebagai media transmisi yang mendukung terjadinya penyakit apabila media/lingkungan itu dapat membawa atau mendekatkan agent pada host.
1.             Media transmisi yang tidak hidup seperti air, udara, makanan, debu disebut vehicle. Sedangkan yang hidup secara spesifik seperti insekta atau arthropoda disebut vektor.
2.             Penularan penyakit dapat terjadi karena :
o       Fingers atau tangan yang kotor karena terkontaminasi agent
o       Flies atau lalat merupakan media transmisi yang hidup
o       Food atau makanan
o       Field atau ladang merupakan lingkungan padat atau litosfer dan menyebabkanpenyakit lewat debu
o       Faeces/tinja merupakan buangan manusia yang berisi banyak agent.

Diet Rendah Kalori

2. 1. Pengertian Diet Rendah Kalori
Pada dasarnya arti diet yang sebenarnya adalah pengaturan pola makan. Diet tidak selalu identik dengan pembatasan makanan. Tujuan diet bisa untuk menurunkan berat badan, bagi yang kelebihan berat badan, untuk meningkatkan berat badan bagi yang kekurangan berat badan, atau untuk mengendalikan suatu gangguan penyakit agar tidak semakin parah serta untuk membantu penyembuhan suatu penyakit. (http://ictjogja.net/kesehatan)

Diet rendah kalori adalah diet yang diberikan untuk menurunkan berat badan pada penderita obesitas dengan membatasi kandungan energinya dibawah kebutuhan normal, cukup vitamin, cukup mineral, serta banyak mengandung serat. (Kamus Gizi , 2009 : 51)

Prinsip dari diet seimbang rendah kalori adalah keseimbangan “energi negatif” di dalam tubuh. Artinya, asupan energi yang masuk ke dalam tubuh harus lebih rendah daripada yang dibutuhkan oleh tubuh. Jadi untuk memenuhi kebutuhan kalori, tubuh akan mengambilnya dari cadangan yang berupa lemak tubuh. Jika lemak tubuh dibakar untuk memenuhi kebutuhan energi, maka akan terjadi penurunan berat badan.
Guna menurunkan berat badan sebanyak ½-1 kg/minggu, maka asupan energi dikurangi sebanyak 500-1.000 kkal/hari dari kebutuhan normal. Kebutuhan protein menjadi sedikit lebih tinggi, yaitu 1-1,5g/kg/BB/hari atau 15-20% dari kebutuhan energi total. Kebutuhan lemak 20-25% dari kebutuhan energi total, karbohidrat 55-65% dari total kebutuhan energi.

Elektrokardiogram (EKG)

2.1.   Pengertian

Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang electroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk menentukan kodisi jantung dari pasien. Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf. 

Elektrokardiograf adalah instrumen biomedika yang berfungsi menampilkan sinyal detak jantung  ke layar komputer atau kertas EKG. Sinyal ini berupa sinyal analog yang dihasilkan saat kontraksi otot jantung dan memiliki orde mikroVolt hingga miliVolt, untuk itu sinyal analog ini harus dikuatkan ke orde yang lebih tinggi dengan penguat biopotensial agar dapat diproses lebih lanjut yang kemudian dikonversi kebentuk data digital untuk diproses secara digital dengan menggunakan teknologi FPGA (Field Programmable Gate Array) didukung 1C XILINX 4005 XC. Elektrokardiograf ini menggunakan pemrosesan sinyal secara digital karena proses digital lebih unggul dari segi kecepatan dan akurasinya dapat dihandalkan. Berdasarkan hasil akhir dari pemrosesan didapat dari sinyal jantung pada frekuensi antara 0,05 Hz-100 Hz dengan amplitude maksimal 1,1 mVolt serta parameter berat badan pasien yang berbeda



2.2.    Elektrofisiologi Sel

Sel jantung, dalam keadaan istirahat, adalah dalam keadaan polarisasi yakni di sisi dalam lebih bermuatan negatif daripada di sisi luar. Polaritas listrik ini dijaga oleh pompa-pompa membrane sehingga ada jaminan pembagian ion yang tepat (khususnya ion kalium, netrium, klorida, dan kalsium) yang perlu untuk menjaga sisi dalam sel itu agar tetap relatif elektronegatif.

Sel jantung dapat kehilangan muatan negatif di sisi dalam sebuah proses yang disebut depolarisasi

FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFAN

Fungsi Sel saraf dan Potensial Aksi
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson. 

1. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan sel. Badan sel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.

2. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

3. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
1. Sel saraf sensorik
adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.
2. Sel saraf motorik
adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.

3. Sel saraf penghubung
adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.

Macam Obat Vitamin A


1.1  ACEVIT (Mecosin) T

Komposisi                    : Betakarotien 10.000 UI, Vit-C 500 mg, Vit-E 100 UI.

Indikasi                        : Defisiensi vitamin A, C dan E.

Dosis                            : Sehari 1 kaplet.

Kemasan                      : Dos 3x10 kaplet



1.2  ADEBION (Beerlico Mulia Farma) B

Komposisi                    : Per mL Vit-A 5000 iu, Vit-D 500 iu, Vit-B1 2 mg, Vit-B2 3 mg, Vit-B6 2 mg, Vit-B12 2 mcg, nitokinamida 20 mg, d-pantenol 5 mg, L-lisin HCI 2512 mg.

Indikasi                        : Membantu memenuhi kebutuhan multivitamin & lisin pada masa pertumbuhan.

Dosis                            : Anak 2-6 tahun: sehari 1x0,5 mL; > 6bulan-2 tahun: sehari 1x0,25 mL.

Kemasan                      : Tetes, botol 10 ml.



1.3  BETA C-E (Otto) B

Komposisi                    : Betakaroten 10.000 ui, Vit-C 60 mg, Vit-E 12 mg.

Indikasi                        : Suplemen vitamin.

Dosis                            : 1-2x sehari 1 kapsul.

Kemasan                      : Dos 25x4 kapsul.



1.4   NICARO (Nicholas) T

Komposisi                    : Betakaroten 6 mg, Vit-C 100 mg, Vit-E 25 mg.

Indikasi                        : Pengobatan dan pencegahan defisiensi vitamin A, vitamin C dan vitamin E.

Kontra Indikasi : Hipersensitif.

Perhatian                     : Bila terjadi hiperkarotenemia, sebaiknya pemberian obat dihentikan untuk sementara, keamanan penggunaan pada wanita hamil belum diketahui dengan pasti.

Efek Samping               : Pada pemakaian berlebih dapat menimbulkan hiperkarotenemia, alopesia, kelemahan, mual, muntah, malaise, sakit kepala, diare dan demam.

Dosis                            : Dewasa dan anak > 12 tahun: 1 kapsul sehari.

Kemasan                      : Dos 5x6 kaplet.



1.5  SELECA (RP Scherer, Pharos) K

Komposisi                    : Betakaroten 10 mg, Vit-C 300 mg, Vit-E 250 mg,seng 5 mg.

Indikasi                        : Mengobati defisiensi vitamin A, C dan E.

Kontra Indikasi             : Hipersensitif.

Efek Samping               : Pada pemakaian berlebih dan jangka waktu lama dapat menyebabkan hiperkarotenemia, mual, lemah otot, letih, sakit kepala; pada dosis besar dapat menyebabkan gangguan pencernaan, penurunan fungsi gonad dan kreatinuria, diare, meningkatkan terbentuknya batu ginjal, meningkatkan kadar etinil estradiol plasma; vitamin C meningkatkan absorbs besi sehingga dosis besar dapat membahayakan penderita hemokromatosis, talasemia dan anemia sidroblastik.

Perhatian                      : Keamanan penggunaan pada wanita hamil belum diketahui, hati-hati pemakaian pada penderita dengan gangguan ginjal.

Dosis                            : Sehari 1 tablet.

Kemasan                      : Botol 30 kapsul.